Jumat, 31 Maret 2017

266 Tulang Dan 660 Otot Bergerak Saat Shalat

266 Tulang Dan 660 Otot Bergerak Saat Shalat



Shalat merupakan salah satu bentuk penghambaan umat Islam kepada Allah SWT. Namun tahukah di dalam shalat rupatnya terdapat segudang manfaat di balik gerakan shalat. Sejak takbiratul ihram hingga salam mampu memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh.

Direktur Halimun Center (HMC) dr Briliantono M Soenarwo (SpOT) mengatakan gerakan shalat sangat baik untuk persendian, tulang, dan otot. “Gerakan shalat bermanfaat bagi kelenturan sendiri, kekuatan tulang, dan memperbesar kemampuan otot,” ujarnya.

Setiap gerakan shalat, kata ia, memiliki manfaat. Pria yang biasa disapa dr Tony ini meyebut apabila gerakan shalat dilakukan sesuai yang dianjurkan, maka akan menggerakkan 266 tulang dan 660 otot.
“Semua bergerak, dari jari sampai leher. Subhanallah,” kata dia. Bahkan ada beberapa olahraga yang meniru gerakan shalat. Menurut dia, hal itu boleh-boleh saja karena bisa mendatangkan manfaat bagi kesehatan.

Bukan hanya gerakan shalat yang mendatangkan manfaat. Kekhusyukan saat shalat rupanya juga membawa dampak positif bagi tubuh. Manusia terdiri dari jiwa, raga, dan kalbu. Kalbu inilah yang mempengaruhi pikiran manusia. Alhasil apabila kalbu khusyuk dan senang, maka jiwa pun akan terkena imbas baiknya.

“Kalau jiwa senang, hormon melatonin akan naik, akhirnya me-recovery tubuh,” ujarnya. Itulah sebabnya, orang-orang yang selesai menunaikan shalat merasa lebih segar dan ‘enteng’ dari sebelumnya.

Bagi Anda yang sedang sakit atau tak mampu melakukan gerakan shalat dengan sempurna, jangan khawatir. Pasalnya menurut dr Tony, meskipun gerakan shalat dilakukan dari atas tempat tidur, tetap akan mendapatkan manfaat yang sama.















http://www.duniaislam.org/

Sinopsis Novel Laskar Pelangi


Sinopsis Novel Laskar Pelangi

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/8/8e/Laskar_pelangi_sampul.jpg/220px-Laskar_pelangi_sampul.jpg
Penulis                           : Andrea Hirata
Penerbit                        : Bentang Pustaka
Tahun Pertama Terbit : 2011
Tebal                              : 534 Halaman

       Novel ini menceritakan tentang kehidupan 10 anak yang tinggal di suatu desa, yaitu desa Gantung, Belitung Timur. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bernama SD Muhammadiyah yang bangunannya akan roboh. Sekolah ini terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumatra Selatan karena siswanya tidak berjumlah 10 anak sebagai persyaratan minimal. Ketika itu hanya 9 anak yang baru saja mendaftar. Kesembilan anak itu adalah Ikal, Lintang, Mahar, Sahara, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek dan Trapani. Akan tetapi, pada saat pak Harfan selaku kepala sekolah akan berpidato penutupan sekolah, ada seorang anak yang bernama Harun dan ibunya datang ke SD Muhammadiyah untuk mendaftar sekolah. Kedatangan harun ini telah menyelamatkan SD Muhammadiyah yang sempat akan didtutup karena kekurangan seorang siswa.

Buku ini bisa dikatakan hebat, karena buku ini sudah laris hingga manca negara. Tak bisa dipungkiri sang penulis berhasil menyajikan kenangannya menjadi cerita yang menarik. Tak ada sedikit keraguan, penulis menceritakan novel ini dengan menarik dan deskripsinya sangat kuat. Andrea Hirata mengekspresikan para tokoh-tokoh dengan baik yang memiliki sifat yang sederhana, jujur, tulus, gigih, ulet, sabar dan cerdas. Andrea selalu menekankan beberapa amanat kepada para pembaca, salah satunya adalah kita harus tetap optimis dalam menggapai impian tanpa memandang secara materialis.

Buku ini secara garis besar memang menarik. Tak hanya menekankan amanat, tetapi andrea juga mengisi novel ini dengan keindahan alam, rasa hidup tokoh, yang lebih mengharukan adalah semangat para tokoh laskar pelangi untuk menggapai ilmu. Buku ini memberikan semangat baru kepada pembacanya dalam menuntut ilmu di tengah berbagai kesulitan dalam menempuh pendidikan.

Buku ini memang layak dan dinikmati bagi pembacanya. Dengan membaca novel ini kita akan mendapat banyak pembelajaran yang sangat berguna bagi kita. Novel ini sangat bermanfaat bagi para remaja, terutama siswa-siswi, karena pada cerita tersebut para tokoh laskar pelangi mengalami perjuangan yang cukup berat untuk bersekolah dan menuntut ilmu. Memang, novel ini layak dibaca dan dinikmati dalam hal pembelajaran.